Apa Kata Alkitab Tentang Marah?
Sumber: Diadona.id

Kata Alkitab / 29 February 2024

Kalangan Sendiri

Apa Kata Alkitab Tentang Marah?

Puji Astuti Official Writer
1751

Sebuah pernikahan bisa hancur karena salah satu atau kedua pasangan mudah marah, atau ketika marah ia menjadi tidak terkendali. Marah bisa membuat seseorang terluka secara emosional seperti karena kata-kata kasar atau menyakitkan. Tetapi ketika seseorang tidak bisa mengendalikan emosinya bisa juga melakukan kekerasan yang membahayakan nyawa seseorang.  

Marah Adalah Reaksi Wajar Manusia 

Ada banyak pemicu rasa marah, dan sebagai manusia rasa marah adalah emosi yang wajar kita alami. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa merasa marah, namun yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola rasa marah tersebut.  

Dalam pandangan Alkitab, marah tidak selalu tindakan yang berdosa. Kita juga bisa menemukan bahwa Tuhan kita juga mengungkapkan emosi-Nya termasuk rasa marah dan kecewa terhadap ciptaannya. Sebagai contoh dalam Keluaran 32:10, Tuhan mengungkapkan kepada Musa bahwa Ia murka kepada bangsa Israel yang menyembah patung lembu emas. 

Kita juga menemukan kisah tentang Tuhan Yesus Kristus marah ketika melihat Bait Allah dipenuhi para penukar uang dan penjual hewan korban (Matius 21:12-16; Lukas 19:45-46). Jadi ada rasa marah yang di dorong oleh motivasi yang benar, lalu agar tidak jatuh dalam dosa harus diresponi dengan benar. 

Penyebab Marah Yang Tidak Dibenarkan 

Kemarahan yang bisa menyeret kita pada dosa tidak didasarkan pada kebenaran, keadilan, atau kasih, tetapi lebih pada egoisme, keinginan untuk membalas dendam, atau keinginan untuk melampiaskan emosi tanpa pengendalian yang bijaksana. Hal ini sering kali melibatkan penyalahgunaan kekuatan atau otoritas, tindakan kekerasan, atau tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan etis.  

Saat ini kita bisa menemukan banyak berita dimana orang-orang terlibat kasus kekerasan, penganiayaan dan bahkan pembunuhan karena dipicu amarah. Di kitab Kejadian kita sudah diberikan contoh tentang hal ini melalui kisah Kain dan Habel (Kejadian 4:1-17).  

Lalu bagaimana seharusnya kita meresponi amarah? 

3 Cara Meresponi Rasa Marah 

1. Kenali penyebab rasa marah kita 

Dalam kisah Kain dan Habel, Tuhan bertanya kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?” (Kejadian 4:6). Saat itu Tuhan sedang mengajar Kain untuk mengenali apa yang menyebabkan ia marah kepada Habel, apakah alasannya benar atau salah. Tentunya dengan harapan saat ia mengerti apa yang menjadi penyebab rasa marahnya, ia segera bertobat dan menghentikan rencana pembunuhan itu.    

Hal yang sama juga perlu kita lakukan saat merasa marah, mari tanyakan kepada diri sendiri mengapa kita marah. Apa penyebabnya, apakah reaksi kita masih sewajarnya atau sudah berlebihan.  

2. Kendalikan reaksi kita 

Dalam Yakobus 1:19-20 dinyatakan, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”  

Saat marah yang paling mudah terpicu adalah perkataan, yang seringkali akan kita sesali setelah amarah kita mereda. Jadi, mari kendalikan reaksi kita ketika muncul rasa marah. Dengarkan suara Tuhan, bagaimana harus merespon situasi yang Anda hadapi saat itu. Dengan berdoa dan bertanya kepada Tuhan, maka Anda pasti dapat mengendalikan reaksi dan tindakan Anda.  

3. Melepaskan kasih dan pengampunan. 

Efesus 4:26-27 mengingatkan kita, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” 

Menyimpan rasa marah dapat menjadi celah bagi Iblis untuk menabur benih-benih dosa lainnya, seperti kepahitan, iri hati, penghakiman dan bahkan prilaku yang merusak. Jadi, ambil tindakan secepat mungkin ketika muncul rasa marah, segera selesaikan dengan memutuskan untuk mengasihi orang tersebut dan lepaskan pengampunan.  

"Tidak semudah itu!" 

Benar, Anda tidak bisa mengasihi orang yang telah menyakiti Anda. Karena itu kita butuh kasih Yesus untuk memampukan kita melepaskan pengampunan dan mengasihi orang yang telah menyakiti kita.  

Menemukan Akar Rasa Marah Yang Terpendam 

Jika Anda merasa bahwa selama ini diri Anda cepat tersinggung, mudah marah, dan bahkan luapan emosi Anda tidak terkendali, mungkin Anda membutuhkan bantuan profesional untuk menemukan akar masalahnya dan mengatasinya.  

Ada berbagai sebab yang bisa membuat kita menjadi seorang yang lekas marah atau mudah emosi, dan hal tersebut tidak bisa selesai dengan sendirinya. Karena kadang sumber atau akar permasalahannya terkubur jauh di alam bawah sadar kita, sesuatu yang mungkin terjadi bertahun-tahun lalu atau bahkan saat kita masih kecil.  

Apakah Anda merasa mengalami hal ini dan membutuhkan pertolongan untuk mengatasinya? Anda bisa menghubungi kami di Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DISINI. Kapanpun Anda membutuhkan bantuan dan dukungan, kami selalu siap. Kami tunggu ya, Tuhan Yesus memberkati.  

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami